Minggu, 27 Oktober 2013

Anakku sayang

Ini adalah sebuah peristiwa nyata yang pernah benar-benar ada. Dan pelakunya adalah teman SMP saya dulu dengan nama asli disamarkan untuk privasi.
Aku adalah muslimah yang taat. Kata orang wajahku manis dibalik kerudung putih panjang yang selalu kupakai tiap harinya. Tinggi badanku + 155 cm dengan berat badan sekitar 45 kg. Ya aku sangat mensyukurinya jika memang orang yang mengatakan hal itu secara jujur.
Kata suamiku, dibalik busana muslim yang aku kenakan, tubuhku dibilang sangat seksi dan jika ada laki-laki yang tahu, pasti akan mengatakan secara fisik aku sempurna. Itu juga aku pasrahkan pada yang kuasa, apakah yang dikatakan suamiku itu jujur atau tidak. Yang jelas aku hanya bisa menganggap sebagai rayuan saja sebelum aku melayani nafsunya sebagai istri.


Rumah tanggaku dengan suamiku sebenarnya baik-baik saja, namun karena kami masih menumpang di rumah orang tuaku, membuat semua yang kami perbuat sedikit membuat risih. Tapi secara keseluruhan keluarga kami dalam kondisi yang sehat dan bahagia. Sampai suatu ketika ada sebuah kejadian yang membuat cara berpikirku berubah 180 derajat. Hal itu bermula dari sebuah malam yang sangat mempengaruhi kehidupanku.
Malam itu, suamiku pulang sedikit larut. Takut akan mengganggu orang lain yang masih satu rumah, aku coba layani suamiku dengan lembut meski mata sedikit ngantuk akibat sempat ketiduran usai menina bobokan anak laki-laki semata wayangku yang sudah sudah berumur 4 tahun. Setelah menemani suami makan malam, kami berduapun bersiap melakukan hubungan suami istri.
Sebelum melakukan hubungan aku sempatkan mencium kening anakku yang sedang tertidur, meski suamiku sudah sangat bernafsu untuk menyetubuhiku. Segera saja suamiku memagut bibirku dengan penuh gelora meski aku sendiri sebenarnya sudah tidak mood dalam melayaninya, karena aku sudah terlalu ngantuk. Namun sekali lagi karena rasa sayangku pada suami dan tanggung jawab sebagai wanita muslimah taat, kucoba agar suamiku tetap bisa terpuaskan dengan tubuh yang sudah lelah.
Pelan-pelan pakaian yang kukenakan dilucuti satu per satu oleh suamiku. Payudaraku yang masih keluar ASI karena anakku masih meminum ASIku dijilat dan dihisapinya dengan buas. Setelah seluruh pakaianku ditanggalkan, suamiku bergegas melepas seluruh bajunya dan langsung menindihku kembali dan langsung mengarahkan batang penisnya yang cukup besar dan panjang itu ke liang senggamaku.
“Engghh... mas. Pelan-pelan aja mas.” pintaku lirih karena vaginaku terasa perih saat penis suamiku dipaksa masuk vaginaku. Namun suamiku tetap saja buas dengan nafsunya yang sudah ingin sekali menyetubuhiku. Aku hanya bisa pasrah sambil menggigit bibir tipisku untuk sedikit menahan rasa perih. Agar suamiku tak merasa terganggu nafsunya karena aku yang tidak punya libido besar, kucoba belai rambutnya, sehingga terkesan aku sangat menikmatinya. Sampai akhirnya, “Bleshh...” liang senggamaku berhasil dipenuhi batang penis suamiku dan aku sedikit memekik karenanya.
Genjotan demi genjotan, kayuhan demi kayuhan nafsu suamiku kurasakan semakin membuat tubuhku merasa lelah tanpa bisa aku nikmati. Sampai akhirnya beberapa menit sejak suamiku larut dalam kayuhan nafsunya, anakku terbangun dari tidurnya dan mendapati kami berdua sedang melakukan hubungan yang seharusnya belum boleh dia lihat.
Dan benar saja, anakku yang masih sangat polos itu langsung menghampiri aku dan menyuruh suamiku turun dari tubuhku. Dikirannya suamiku sedang menyakiti aku karena suara lenguhanku yang lirih kuperdengarkan agar suamiku mengira aku juga sedang menikmati persetubuhan itu. Aku yang tidak sadar anakku terbangun karena fokus melayani nafsu suamiku terperanjat kaget.
Sadar suamiku tidak mau mengalah untuk sejenak menghentikan persetubuhan, akhirnya kucoba tenangkan anakku dengan menyuruhnya menyusu payudaraku. Suamiku akhirnya mau kurayu agar posisinya tidak sepenuhnya menelungkupi aku dengan kedua kakiku ditaruh diatas pundaknya lagi, sehingga kedua kakiku diturunkan dengan posisi dia menggenjot vaginaku dengan posisi agak menengadah bertumpu kedua tangannya, agar anakku mendapat ruang untuk menyusu.
Sekarang posisiku ditindih dua laki-laki bapak dan anak. Suamiku mendapatkan bagian bawah menikmati liang senggamaku, anakku dapat bagian atas sambil menyusu payudaraku. Dua laki-laki yang sangat aku sayangi itu mendapatkan kenikmatannya masing-masing, sedangkan aku merasa semakin lelah saja. Dan setelah itu hal yang tidak pernah aku bayangkan terjadi.
Sampai suamiku puas dan menyemburkan spermanya ke dalam rahimku, ternyata anakku tidak kembali tidur juga meski sudah aku susui. Begitu tahu ayahnya melepaskan penis, anakku tiba-tiba bergegas bangun dari menyusu payudaraku dan segera melepas celana kolornya. Penis kecilnya diarahkan ke liang senggamaku meniru apa yang barusan dilakukan oleh suamiku, meski penis yang masih terbungkus kulup itu tampak masih mengkerut.
Aku dan suamiku kaget bukan kepalang sampai kami berdua sama sekali tak bereaksi apapun untuk beberapa saat, meski anakku sudah berusaha meniru ayahnya dengan menghentak-hentakkan penisnya yang tidak bisa ia masukkan ke liang dimana dia dilahirkan itu. Begitu responku kembali, aku langsung beranjak agar anakku tidak terlalu jauh dalam bersikap. Tapi ternyata aku sudah terlambat. Reaksi anakku adalah wajahnya mulai sedih dan terlihat hendak menangis.
Suamiku yang takut suara tangis anakku mengganggu orang dalam rumah, apalagi posisi aku dan suamiku yang memang masih telanjang bulat langsung mengambil keputusan yang lebih membuat aku kaget. Ia malah menyuruhku agar tidak menghentikan aksi anakku. Mungkin karena ia risih karena tinggal di rumah mertua jika anaknya rewel. Aku bisa pahami itu, tapi aku langsung menolak permintaannya.
“Jangan lah mas. Itu kan dosa mas?” pintaku.
“Ya dari pada dia nangis.” sahut suamiku panik.
Meski berat akupun menuruti kata-kata suamiku. Kupegang penis kecil anakku dan kubantu mengarahkan penis kecilnya dengan posisi tubuhku kutumpukan pada kedua sikuku. Anakkupun mengikuti tanganku yang pelan menarik penis kecilnya itu ke liang senggamaku, sehingga sekarang gantian anakku yang menindih tubuhku seperti suamiku tadi.
Penis kecil yang masih mengkerut di dalam kulup itu kubantu tekan agar terdorong memasuki bibir vaginaku. Anakku sendiri ikut mendorong dengan penuh semangat meski susah sekali karena penisnya yang belum tegang. Sampai akhirnya kulup penisnya terbuka dan membuat kepala penisnya sedikit melesak ke dalam bibir vaginaku. Secara tidak sadar aku menjepitkan kepala penis anakku yang masih sangat sensitif itu dengan bibir vaginaku. Hal itu spontan terjadi sebagai reaksiku yang merasa geli dimasuki benda kecil yang aneh.
“Enghh...” desahku tak sadar saat penis kecil anakku sedikit demi sedikit mulai besar dan ereksi dan terus kubantu agar bisa memasuki liang senggamaku, yang mungkin karena jepitan spontan bibir vaginaku tadi membuat penis anakku merasakan rangsangan yang sebenarnya belum dia pahami.
Sampai akhirnya, “Slep... Slep...” Tanganku terlepas dari penis kecil anakku. Anakku sendiri sudah bisa berinisiatif dengan gerakan memompa penisnya pada liang dimana dia dilahirkan dulu meniru apa yang dilakukan suamiku tadi.
Dan entah kenapa pula saat anakku mulai lancar menyetubuhiku, aku malah diliputi keinginan bersetubuh. Aku benar-benar terangsang dengan perlakuan penis kecil anakku didalam vaginaku. Juga tambah terangsang dengan inisiatifnya yang terus memompa penisnya itu sambil mulai menyusu payudaraku. Itu masih ditambah lagi dengan remasan jemari mungilnya yang biasa memainkan peyudaraku yang satunya tiap dia sedang menyusu.
“Enghh... mas... ” desahku memanggil suamiku yang sedang membelaiku melihat apa yang dilakukan anak kesayangan kami berdua padaku. “Tolong udah ya mas. Ade takut jadi menikmati persetubuhan ini. Enghh... Ade nggak mau kaya gini mas...”
“Udah nggak apa-apa sayang. Demi anak kita.” Jawab suamiku yang tidak tahu maksud permintaanku.
Karena suami menjawab seperti itu, dan nafsuku juga semakin meluap karena rangsangan dan sodokan penis kecil anakku, aku langsung menarik wajah suamiku agar aku bisa mencium bibirnya. Dalam hati aku berkata, “Meski persetubuhannya dengan anakku, aku tidak ingin selingkuhi suamiku. Setidaknya agar fantasi seksku bukan dengan anakku melainkan dengan suamiku.”
Tak kusangka, apa yang dilakukan anakku bisa bertahan sampai sekitar 15 menit. Sehingga aku yang punya tipikal cepat klimaks sempat mencapai orgasmeku. Aku mengejang hebat sampai lava vaginaku meledak melumuri batang penis kecil anakku. Aku syok dan terguncang antara menikmati kebahagiaan bersetubuh yang jarang kudapat dengan suamiku bercampur rasa bersalah merasa berselingkuh dengan anakku, karena aku yang mencapai klimaks.
Akupun jatuh terkulai dan ciuman dan rangkulanku pada suamiku terlepas. Dalam keadaan lemas itu, aku melihat sosok anakku yang sedang asyik menyetubuhiku. Akupun sadar bahwa saat dia menyetubuhiku sedari tadi, anakku sama sekali bukan karena nafsu birahi yang sudah muncul, namun sifat polos anak kecilnya yang ingin meniru semua yang dilakukan orang tuanya.
Aku hanya bisa tersenyum dan membelai rambutnya sambil membiarkan anakku terus menyusu dan menggenjot vaginaku. Karena vaginaku yang telah banjir akibat orgasmeku, pelan-pelan sodokan penis anakku mulai lambat dan mulai sering terlepas dari cengkeraman bibir vaginaku. Dan pelan-pelan pula aku merasa penis kecilnya kembali mengkerut sehingga kepala penisnya kembali memasuki kulupnya di dalam vaginaku, sampai akhirnya gerakan anakku terhenti karena kelihatan sudah bosan dengan permainan yang sangat lama dia lakukan untuk ukuran anak seumuran dia.
Anakku akhirnya terlelap dalam pelukanku sambil menyusu dengan posisi menindih tubuhku. Penis kecilnyapun masih mengganjal bibir vaginaku untuk menutup. Sedangkan suamiku sendiri sepertinya sudah sangat lelah dan cukup puas dengan nafsu birahinya padaku tadi. Tinggal aku yang belum bisa tertidur memikirkan apa yang barusan terjadi.
Selanjutnya, kegiatan bersetubuh dengan anakku mulai sering dilakukan. Meski anakku melakukan itu hanya karena ingin meniru apa yang dilakukan ayahnya terhadap aku, namun lama-lama karena terbiasa, anakku mulai berani meminta jatahnya sendiri.
Siang itu rasanya cukup membuat gerah tubuhku. Sehingga aku memutuskan untuk hanya memakai daster terusan tanpa lengan. Sampai bra dan CD pun tak aku pakai, karena rasanya tubuhku seperti menginginkan udara segar di suasana yang sangat terik. Namun meski begitu aku tetap mengenakan kerudung, barangkali ada tamu yang tiba-tiba berkunjung.
Seperti biasanya, jatah anakku tidur siang aku ingatkan padanya setelah ia pulang dari sekolah. Waktu itu anakku sudah berusia 6 tahun. Anakku yang penurut langsung mengikutiku masuk kekamar untuk aku kelonin. Pikirku sekalian saja aku tidur di hari yang benar-benar terasa memeras keringat saking panasnya.
Namun saat itu aku sedikit terkaget dengan permintaan anakku sebelum ia tertidur. Tiba-tiba ia merengek meminta bersetubuh denganku. Entah apa yang dipikirkannya, meski aku menolak keinginannya dengan halus ia tetap saja merengek. Karena pikirku sudah biasa dilakukan, akupun mengabulkannya.
"Ya udah, sekali saja ya sayang?" Kataku membolehkan, yang kemudian langsung direspon dengan anggukan oleh anakku.


Kemudian, anakku yang tinggi badannya sudah sepundakku langsung menindih tubuhku. Aku yang paham bahwa ia melakukan itu bukan karena nafsu birahi membiarkannya. Lagipula aku sendiri masih kurang mood bercinta siang itu. Sehingga aku hanya pasrah dengan apa yang dilakukan anakku itu mulai dari menaikkan daster terusanku itu sampai sebatas payudaraku, sampai dengan ia selesai melepas seluruh bajunya.
Iapun kembali menindih tubuhku dengan nafas tersengal. Puting kiriku langsung diemut dan dihisap sampai keluar susunya. maklum, sampai seumur itu aku belum menyapihnya dari susuanku. Sedangkan payudara kananku yang berukuran bra 36B itu diremas-remasnya untuk mainan sebagaimana biasanya. Namun yang aku sedikit bingung adalah penisnya yang sudah sedikit lebih panjang dari saat dia melakukan itu pertama denganku, ternyata sudah ereksi. Bahkan kulihat ketegangannya sudah melebihi batas, sampai-sampai kepala penisnya keluar dari kulupnya tanpa dibantu.
Dalam hati aku sedikit bertanya, "Apa dia sudah mulai punya keinginan bersetubuh dengan lawan jenis ya? Baru kali ini dia minta ngentot siang-siang. Kontolnya juga kelihatan sudah tegang dari tadi."
Namun kecemasanku bahwa anakku sudah mulai mempunyai nafsu segera kutepiskan, karena aku teringat kata-kata suamiku yang berkata bahwa anak laki-laki mulai berfantasi tentang seks saat ia berumur 12 tahun. Jadi kupikir ia masih terlalu jauh umurnya untuk sampai mempunyai keinginan menyetubuhiku.
Setelah kutepiskan kekhawatiranku, aku kembali memperhatikan tingkah polah anakku diatas tubuhku. Kubelai rambutnya dengan penuh perhatian dan kasih sayang sebagai ibu. Merasakan belaianku, anakku terlihat seperti sedikit tersengat kaget. Mulutnya yang sedari tadi menghisapi putingku, dialihkan agar ia bisa menjamah leherku. Nafas menderu anakku dileherku membuatku sedikit merinding.
Penisnya yang masih terlihat kecil buatku itu semakin sering menjamah belahan vaginaku. Aku yang sudah merasa lelah dan tidak ingin ia menyetubuhiku lama, membuatku berinisiatif meraih penis kecil anakku. Aku langsung arahkan saja penisnya ke mulut liang senggamaku. Ia yang merasa penisnya sudah siap tembak langsung dihentakkan agar bisa langsung melesak.
"Ehhhss..." Desisku saat penisnya disodok kasar dan langsung melesak penuh didalam liang senggamaku yang belum basah oleh cairan sedikitpun. Sedikit perih memang, namun jika dibandingkan dengan penis ayahnya, masih lebih menyakitkan ayahnya yang mempunyai penis lebih besar.
Begitu ia merasa penisnya berhasil melesak masuk dengan mantap, ia langsung menggenjot vaginaku dengan kecepatan penuh sampai tubuhku terhenyak-henyak. Nafasnya di leherku terasa berdengus-dengus  sampai spontan aku lepas kerudungku agar anakku leluasa dalam mencium leherku. Kedua kakiku juga aku kangkangkan, agar ia dalam melakukan sodokan-sodokan penis bisa lebih leluasa. Namun anakku malah mengaitkan kedua kakiku itu dan membuat kedua kakiku menjepit pinggulnya yang terus bergerak naik turun dengan sangat cepat.
Seperti itulah anakku siang itu menjamah, menggenjot dan menyetubuhi aku dengan gagahnya. Bolak-balik mulutnya berpindah-pindah dari leherku ke putingku untuk menyusu dan sebaliknya. Meski vaginaku mulai mengeluarkan lendir karena perbuatan anakku, aku sama sekali tidak berusaha menikmatinya. Karena bagiku, kenikmatanku dalam bercinta memang saat melihat laki-laki yang ada diatas tubuhku saat itu mengerang dan mencapai klimaksnya. Apalagi yang saat itu sedang menggagahi aku adalah anakku sendiri, yang otomatis sangat aku sayangi.
Sampai akhirnya anakku merintih padaku, "Bu, aku kebelet pipis."
"Ya udah, Pake bajumu, terus pipis. Dan habis itu bobo ya?" Jawabku pada anakku sambil membelainya yang meski begitu terus menggenjotkan penis kecilnya itu di dalam liang peranakanku.
"Nanti saja bu, kalo sudah kebelet banget. Aku masih pingin naik turun." lanjut anakku dan membuatku tersenyum akan kepolosannya.
Waktu itu aku sama sekali tidak punya pikiran aneh-aneh meski gerakan anakku kurasakan semakin kuat dan cepat. Sehingga aku malah semakin lembut membelai rambutnya. Sampai akhirnya aku merasakan penis kecil anakku berkedut-kedut. Tanpa sadar pula otot-otot vaginaku bereaksi dengan kedutan itu dan berkontraksi menjepit penis kecil anakku.
Anakku kemudian menaikkan tubuhnya dan menumpukan beban tubuhnya ke kedua tangannya yang didirikan dikedua samping kepalaku. Penisnya dipaksa masuk lebih dalam, persis seperti saat ayahnya hendak orgasme dan hampir mendapatkan klimaksnya. Dan sekali lagi aku tidak merespon sampai sejauh itu. Dalam pikiranku waktu itu hanya melayani apa yang dilakukan anakku agar ia mau menurutiku tidur siang.
Kedutan penis anakku kurasakan semakin keras, dan sodokan penisnya didalam vagina yang telah melahirkannya pun semakin kasar dan memaksa agar bisa memasuki tubuhku lebih dalam lagi. Tanpa sadar aku membantunya dengan memegangi pinggulnya dan ikut mendorong-dorong bokongnya. "Ughh..." desahku menahan rasa yang kudapatkan dari anakku.
Dan akhirnya, "Crett.. Crett.." Kurasakan ada cairan yang hangat membasahi rongga menuju rahimku. Rasanya deras sekali menyembur-nyembur. Anakku sendiri kelihatan menghentak-hentak hebat sampai mendongakkan kepalanya keatas sebelum akhirnya terkulai dalam pelukanku.
"Enghh... maaf bu. Aku tadi pipis didalam memek ibu." Kata anakku dengan nafas tersengal.
Aku yang mengira anakku memang benar-benar kencing di dalam liang senggamaku tersenyum mendengar apa yang dikatakannya. Sehingga aku menjawab dengan bercanda sambil menyuruhnya agar cepat-cepat menyusu agar cepat tertidur siang, "Ya udah. Kalo gitu langsung bobo saja sekarang. Nih, biasanya sambil mimik kalo mau bobo?"
Setelah ia tertidur diatas tubuhku, aku sempatkan lepaskan penis kecilnya yang sudah mengkerut di dalam liang senggamaku. Kugulingkan tubuh anakku agar tidak menindihku. Dan saat aku hendak membenahi daster terusanku yang sudah acak-acakan sehabis melayani anakku bersetubuh denganku, aku kaget setengah mati.
Kurasakan ada cairan hangat yang mengalir keluar dari mulut vaginaku. Waktu kulihat cairan yang keluar berwarna putih kental, aku langsung sadar bahwa anakku baru memasukkan spermanya ke dalam rahimku.
Akupun sedikit panik karenanya, namun aku yang saat itu percaya dengan perkataan suamiku, bahwa anak laki-laki mulai punya keinginan bersetubuh saat ia berusia 12 tahun membuatku yakin bahwa meski anakku telah memasukkan spermanya ke dalam rahimku, tidak akan mungkin menghamiliku.
Namun sayangnya setelah dua bulan berlalu perkiraanku salah. Anakku yang masih berusia 6 tahun itu sukses menaruh benih janin di dalam rahimku. Aku tahu itu adalah hasil dari persetubuhanku dengan anakku, karena saat aku melakukannya siang itu, suamiku sedang bekerja diluar kota selama 3 bulan. Dan saat suamiku pulang, aku sudah mengandung janin berumur sebulan. 

SEKIAN (Sumber : Google Search) 

Mendandani ibu

Cerita ini adalah cerita sebenarnya, hanya nama saya yang saya ubah supaya tidak terlalu jelas jati diriku. Kisah ini kualami tahun 2005, saat mulai kuliah di kota Y. Aku, Hartomo, dari keluarga yang cukup mapan dan jakarta sehingga mengharuskan untuk kost di kota Y. Tempat kost saya adalah kost campur dengan kamar mandi berada di dalam kamar dan dihuni oleh 12 orang, 5 mahasiswa dan 3 perempuan dan 4 pasutri. Sejak kuliah di kota Y, ibuku mempunyai kebiasaan sering mengunjungi aku setiap akhir bulan. Setiap kali mengunjungiku, ibuku selalu menginap selama seminggu di kostku ( kebetulan ibuku seorang IRT . tak bekerja ).
Ibuku bernama Dewi, 35 tahun. Penampilan ibuku sangat menarik. Sebagai wanita yang tinggal di kota besar , jakarta dan istri seorang pungusaha sukses, cara berpakaiannya selalu glamour. Tidak murahan tapi berkelas dan menarik. Dengan tubuh tinggi semampai, dada 36, dan kulit yang putih.
Pada bulan pertama kunjungan ibuku, biasa – biasa saja. Ibuku menginap di kostku selama seminggu. Aku membeli 1 kasur tambahan, sehingga walau sekamar tapi aku dan ibuku tidur di kasur yang berbeda dan agak berjauhan ( maklum, kamar kostku agak luas ). Setiap ibu ingin berganti pakaian, aku selalu keluar kamar, begitu juga sebaliknya.
Pada akhir bulan kedua, ibuku kembali mengunjungiku. Seperti kebiasaannya, ia kembali menginap di kostku selama seminggu. Pada kunjungan kedua inilah, alu mengalami sebuah kejandian yang akhirnya membuat aku terobsesi dengan ibuku sendiri. Kejadian itu terjadi pada malam hari kira pukul 7. Aku sedang keluar membeli makanan untuk aku dan ibuku. Saat aku kembali, aku melihat ibuku udah mengganti pakaiannya dengan daster tidur. Daster biru tua polos yang leher bajunya rendah banget. Singkat cerita, kami makan bersama sambil duduk berhadapan. Karena di kamar kostku tidak ada meja, akhirnya kami makan sambil duduk lesehan dan piring diletakkan di lantai. Sewaktu waktu saat hendak menyuapkan nasi ke mulutnya, dengan tidak sengaja, Mama membungkuk kearah ku yang lagi asyik duduk di asyik makan. Kedua belah payudaranya yang tanpa beha hampir seluruhnya keluar dari leher dasternya. Aku hanya bisa melongo, batang kontolku langsung ereksi, kalau nggak cepat cepat aku ngacir, mungkin Mama bisa melihat separo batang kontolku yang udah keluar dari pinggang celanaku.
Suatu hari, aku benar benar ketiban rezeki. Nggak sengaja Mama memberikan tontonan yang membuatku terangsang berat. Seperti biasa setelah keluar kuliah, aku tidur siang, bertelanjang dada, aku hanya memakai blue jeans ketat kegemaranku. Sambil berbaring di kasurku, aku menemani Mama ngobrol mengenai acara kuliahku, Mama asyik dengan majalahnya. Entah kenapa, mungkin karena keasyikan ngobrol, Mama nggak sengaja jongkok tepat di depan mataku. Aku jelas – jelas melihat gundukan memeknya, mulus tercukur tanpa satu helai rambut. Ya ampun, mungkin Mama lupa memakai celana dalam !!!. Kontan aku jadi terangsang luar biasa. Saking terpananya, aku nggak peduli lagi sama batang kontolku yang udah menerobos keluar, menjulang gagah sampai ke atas pusarku. Aku baru sadar sewaktu Mama terbelalak melihat kontolku. Jelas-jelas saja Mama kaget, saking panjangnya,kontolku kalo lagi ereksi bisa sampe ke ulu hati.
Dengan wajah merah karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ku buka resluiting jensku dan mulai mengocok kontolku sambil mencium Bra dan CD kotor miliku ibuku yang tergantung di kamar mandi. Sejak saat itu aku mulai terobsesi dengan ibuku sendiri. Bahkan saat ibuku hendak balik ke jakarta, aku menyembunyikan satu Bra dan CD-nya untuk teman onaniku selama ibu di jakarta.
Pada akhir bulan ketiga, sebelum datang berkunjung, ibuku terlebihi dahulu menelpon. Dalam pembicaraanku dengan ibu di telpon, ibu mengatakan agak merasa sedikit ribet kalo harus bolak – balik dengan membawa barang bawaan yang banyak. Mendengar itu, ide isengkupun muncul. Aku meminta ibu untuk tidak perlu membawa apa – apa saat berkunjung dan menawarkan untuk membelikan pakean untuk keperluan ibu selama seminggu. Ibuku pun menyetujuinya.
Menjelang kedatangan ibu, aku menggunakan sisa uang jajanku untuk membelikan pakaian untuk ibuku sesuai ukuran yang telah disampaikan. Aku memilih pakaian – pakaian yang sering kulihat dipakai para cewek – cewek di club malam. Akhirnya, aku membeli beberapa potong hot pant, kemeja tipis yang ukurannya aku pesan sedikit lebih kecil dari ukuran ibuku, beberapa dress minim, lingerie dan Bra serta G-string yang seksi.
Saat ibuku tiba, ia agak kaget melihat persediaan pakaian yang aku belikan untuknya. Pada awalnya dia menolak, tapi setelah agak kupaksa dengan mengatakan bahwa ibu akan kelihatan lebih muda dan cantik dengan berpakaian seperti itu, ibu akhirnya mau.
Sejak saat itu lah pertualanganku dimulai. Selama seminggu mengunjungiku, aku dan ibu sering jalan berdua dengan ibuku yang menggunakan pakaian – pakaian yang seksi. Suatu sore, aku dan ibuku jalan – jalan ke sebuah mall. Ibuku mengenakan hot pant berwarna pink dan kemeja putih lengan pendek. Tali Bra-nya nampak terlihat terikat di balik tengkuk. Selama berjalan – jalan di mall, aku selalu menggandeng tangan ibuku, merangkul bahunya dan akhirnya merangkul pinggangnya. Sesekali tanganku turun ke bokongnya. Saat tanganku di bokokngnya, ibuku hanya mencubitku dan berkata lepaskan.
Setelah bosan jalan – jalan, akhirnya aku dan ibu memutuskan untuk pulang ke kost. Sesampainya di kost ibu langsung mengambil handuk dan hendak mandi,. Sebelum masuk ke kamar mandi, ibuku terlebih dahulu mengambil pakaian ganti di lemari. Kulihat pakaian yang lain telah kotor dan belum dicuci. Yang tersisa di lemari hanya celana dalam g-string warna merah dengan renda-renda yang sexy dan sebuah gaun malam berwarna pink dengan bahan satin. Gaun malam itu semi transparan, jadi tidak akan transparan bila dilihat dari dekat, tetapi akan menampakkan lekuk tubuh pemakainya bila ada latar cahayanya. Panjang gaun malam itu hanya 10 cm dari selangkangan. Di bagian pundak hanya ada 2 tali tipis untuk menggantung gaun malam itu ke tubuh. Bila kedua tali itu diturunkan dari pundak, dijamin gaun malam akan meluncur ke bawah dan menampakan tubuh yang telanjang tanpa halangan. Semua itu sudah aku rencanakan sebelum ibuku tiba.
Saat ibuku mandi, aku duduk sambil menonton tv. Jantungku berdebar menanti pemandangan apa yang bakal aku lihat saat ibu keluar. Beberapa menit kemudian ibu keluar dari kamar mandi menggunakan gaun yang tadi diambilnya dan kembali memakai Bra yang tadi dipakai ke mall. Saat ibuku sedang mengeringkan rambutnya, aku prtoes
“ Bukannya Bra itu udah ibu pakai dari tadi pagi? “
“iya, emang napa” sahut ibuku
“ seharian kan kita diluar rumah. Bra itu pasti udah banyak kena keringat. Nggak sehat ma”
“Bra mama udah pada kotor. Ini yang terakhir “
“ya udah nggak usah pake bra aja, daripada mama ke penyakit kulit karena pake bra kotor”
Setelah aku memaksa, akhirnya ibuku menuruti. Ibuku kembali ke dalam kamar madni untuk melepas bra-nya. Ibu keluar kembali sudah tidak menggunakan bra. Putingnya nampak keliatan di balik gaun tipis itu. Hal itu membuatku saat horni, sehingga saat giliranku mandi, aku berlama – lama di kamar mandi untuk beronani dengan pakean dalam bekas ibu.
Pada saat makan mala, aku pura – pura menumpahkan minuman ke atas kasurku, sehingga aku bisa punya alasan untuk tidur sekasur dengan ibuku malam ini. Ibuku udah lebih dulu tidur, aku masih nonton. Saat ibu tidur, Gaun malamnya tersingkap sehingga memperlihatkan g-string yang ibu pakai. Tali gaun tidurnya yang sebelah kiri merosot ke siku sehingga puting payudaranya sebelah kiri nongol sedikit. Melihat itu, aku horni hingga ubun – ubun kepala. Aku udah nggak tahan lagi untuk menyentuh tubuh ibuku dan menyetubuhinya. Tapi, aku nggak berani. Aku akhirnya hanya mengocok batangku persis di depan wajah ibuku yang sedang tertidur pulas. Saat pejuku hendak keluar, aku arahkan ujung batangku ke dada ibuku sehingga pejuku tersembur mengenai dadanya. Ibuku tersadar saat pejuku mengenai kulit payudaranya. Aku buru – buru menaikan celanaku. Ibuku hanya membersihkan pejuku di payudaranya dengan gaun tidurnya tanpa bertanya. Beberapa menit kemudian ibu bergeser dan menyuhku tidur di sampingnya.
Akupun akhirnya tidur di samping ibuku. Menjelang dini hari, aku terbangun. Malam itu aku tidak bisa tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani lagi untuk "menidurkan burung"-ku yang berontak minta masuk ke sarang nya. Gila pikirku lagi.
Dengan gemetar aku mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi, dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah "burung perkasa"-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun. Tangan kiriku terus mengocok batang kemaluanku hingga menyemprotkan peju ke bokong ibuku.
Pada malam berikutnya, aku semakin berani menggerayangi tubuh ibuku. Saat ibuku sudah terlelap, aku pindah dari kasurku ke kasur ibu. Perlahan – lahan aku menarik daster yang dipakainya ke atas hingga bagian dada. Tubuh ibuku yang sexy hanya terbalut bra putih setengah cup dan celana dalam satin putih berenda sexy terpampang di depanku. Aku kemudian mencium buah dadanya dan menghirup keharuman tubuhnya. Setelah itu, aku menarik sedikit cupnya, mengeluarkan putingnya dan menghisap serta menjilat-jilatnya. Waktu itu tidak ada sedikitpun reaksi dari ibuku. Berulang-ulang aku menikmati buah dadanya dari yang sebelah kiri, ke kanan, ke kiri dan seterusnya sampai aku betul-betul puas. Remasan, gigitan, jilatan dan ciuman menghujani kedua buah dada ibuku itu.
Aku kemudian menarik celana dalam yang dipakainya agak ke bawah. Aku membuka kedua belahan kakinya dan mulai menjilati liang kewanitaannya. Walaupun tertidur, rupanya tubuh ibuku memberikan reaksi terhadap apa yang aku lakukan. Cairan kewanitaannya mengalir dari liang itu dan segera saja dijilati olehku. Setelah beberapa saat menjilat-jilat kemaluan ibuku, aku tidak tahan lagi. Aku jongkok di depan ibuku dan mengocok batang kemaluanku. Ujung batang kemaluanku aku arahakan ke vaginanya, hingga pejuku menyembur keluar dan membasahi selangkangannya. Setelah terselesaikan birahiku, aku kembali merapikan pakaian ibuku dan kembali tidur di kasurku. Kira – kira 15 menit kemudian kudengar ibuku bangun dan masuk ke kamar mandi. Saat keluar kulihat ibu telah mengganti semua pakaiannya mulai dari Bra, CD dan daster.
Keesokan harinya, ibuku meminta aku membelikan tiket kereta api untuknya. Ibu ingin pulang hari ini juga. Aku sangat ketakutan. Aku takut ibu mengetahui kelakuanku semalam dan hendak pulang menyampaikannya kepada ayahku. Siang harinya sebelum ibu pulang, aku mengajak ibu jalan – jalan. Ibuku masih bersikap seperti biasa. Masih menggunakan pakaian – pakaian seksi yang kubelikan. Selama jalan berdua, kami tak banyak bicara. Aku mengajak ibuku nonton bioskop. Ibu menyetujuinya. Saat di dalam ruangan bioskop, aku curi – curi kesempatan untuk merangkul ibuku. Ibu tetap bersikap seperti biasa dan diam aja saat kurangkul bahunya lalu perlahan menarik kepalanya untuk bersandar di bahuku. Ibuku bersandar di bahuku selama film diputar. Tangan kananku mengelus- elus rambutnya dan tangan kiriku menggenggam tangan kanan ibuku.
Aku tidak fokus pada filmnya. Aku lebih fokus pada ibuku yang sedang bersandar di bahuku. Dengan ragu – ragu aku mencoba mencium keningnya. Ibuku hanya diam.
“ ibu beneran mau pulang jakarta malam ini?” bisikku
“iya beneran “
“sekarang kan udah jam 5. Kereta ibu berangkat jam 6 “
“ ya udah nggak jadi deh kalo gitu “ jawab ibuku tanpa mengangkat kepalanya dari bahuku.
“ kalo gitu, setelah ini ibu mau nggak aku ajak ke suatu tempat yang indah?” tanyaku
Ibuku memandangiku sambil mengangguk manja. Tingkahnya ini membuatku semakin bernafsu ingin mencium bibirnya saat itu juga.
Pada malam harinya, aku mengajak ibuku ke suatu daerah perbukitan di pinggiran kota. Di sana banyak cafe – cafe romantis yang menawarkan pemandangan kota pada malam hari dari puncak bukit. Cafe yang kami masuki terdiri dari dua lantai dengan lantai dasarnya agak turun ke bawah jurang, sehingga tidak terlihat dari jalan maupun parkiran. Jam menunjukkan pukul 02.00. di lantai dasar hanya ada aku dan ibu, sedangkan di lantai atas, ada beberapa orang mahasiswa yang sedang asyik ngobrol.
Aku dan ibu asyik ngobrol ngalor – ngidul sambil menikmati kopi yang kami pesan. Tak lama kemudian ibu berdiri dan menatap ke arah lampu – lampu kota yang berkilau di kejauhan. Tanpa menoleh, ibu berkata
“mama tau dua malam berturut – turut ini kamu mengocok batang kemaluanmu di depan ibu yang tertidur dan melempaskan pejumu di tubuh ibu “ aku kaget dan tak dapat berkata apa – apa. Ibu melanjutkan lagi “ dan bahkan malam keduanya kami sampai berani menelanjangi ibu. Sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Aku ini ibumu “ aku hanya diam tak bisa menjawab. Ibu juga masih belum menoleh ke arahku. Dari belakang kulihat ibu menggosok – gosok lengannya seperti orang kedinginan. Kebetulan malam ini, ibu hanya memakai sebuah gaun mini tanpa lengan.
Aku tak menjawab pertanyaan ibuku tadi. Aku berdiri membawa jacket dan memakaikannya kepada ibuku dari belakang.
“ mama kedinginan ?” tanyaku
“ iya. Daerah ini sangat dingin “ jawab ibuku masih tanpa menoleh
“ ya udah kalo gitu kita pulang aja ma “
“ kamu belum menjawab pertanyaan mama tadi. Jawab dulu dan kita pulang “
“ aku nggak mau jawab kalo mama nggak mau noleh ke aku “ jawabku bingung
Ibuku membalik badannya dan menghadap ke arahku. Kami berdiri sangat berdekatan, sehingga aku bisa melihat wajahnya dengan sangat jelas. Ibu yang kebetulan lebih pendek dari aku, menengadah dan memandang wajahku. Kami diam beberapa menit. Aku bingung mau jawab apa. Kami hanya diam dan saling berpandang. Kusentuh pipi ibuku dengan kedua tanganku. Aku agak menunduk mencium kening ibuku dan akhirnya mencium bibirnya. Ibuku tampak tak menolak, hanya tetap diam.
“kenapa?” ibuku kembali bertanya
“aku sangat mencintaimu dewi. Aku ingin memilikimu dewi” jawabku dengan langsung menyebut nama ibuku.
“apa? Kamu memanggilku dengan sebutan dewi. Aku ibumu” tanya ibuku dengan ekspresi yang kaget.
“iya. Kalo aku memanggil ibu, aku akan takut untuk mencium bibirmu” jawabku santai. Ibuku nampak mau tersenyum tapi ditahannya. Kembali kupegang kedua pipi ibuku lalu aku bertanya lagi
“dewi, kamu mau jadi kekasihku?” walaupun ibuku menunjukkan ekspresi kaget, tapi ia tidak bisa menyembunyikan wajahnyanya yang terlihat seperti hendak terntawa. Tanpa menunggu ibuku bereaksi, aku udah kembali mencium bibirnya. Kali ini aku mencoba memasukan lidahku ke dalam mulutnya. Ibu membuka bibirnya perlahan dan membiarkan lidahku bertemu dengan lidahnya. Beberapa menit kemudia, ibu mendorong tubuhku dan berkata
“aku mau ngomong. Tapi nggak bisa gara – gara ciumanmu”
“kamu mau bilang apa dewi?”
“ayo kita pulang. Kita bicarakan lagi apa yang telah terjadi di kost”
Aku dan ibu pun akhirnya pulang. Sebelum sampai di kost, ibu meminta untuk singgah di sebuah minirmarket lalu membeli sebotol minuman ringan. Saat memasuki kamar kost, aku harap – harap cemas apa yang akan dikatakan ibu. Aku duduk di atas kasur. Ibu meletakkan minuman ringannya di atas lantai di depanku lalu mengambil pakaian di lemari dan masuk ke kamar mandi. Saat ibu keluar, ia menggunakan Daster biru tua polos yang leher bajunya rendaah banget. Tidak pakai bra, payudaranya gampang banget diintip lewat leher baju itu, Perfect. Ibu duduk di depanku dan membuka botol minuman.
“wi, ngapain subuh – subuh gini minum kayak gituan?”
“ udah deh, kamu diam aja. Aku nggak mau kamu sampe khilaf dan memperkosaku. Makanya hanya ini yang aku mau kasi “ jawab ibu dan langsung mencium bibirku. Aku membalas ciuman ibu. Tak lama kemudian ibu melepaskan bibirnya dari bibirku.
"Aku sengaja pake daster ini, jadi kalau kamu mau grayang-grayang and kissing-kissing payudara Aku kan gampang, tinggal tarik dikit, beres. Dan untuk anumu tuh, aku hanya bisa ngasih handjob “
Aku tersenyum, dan memeluk ibu. Pelukanku erat . Aku bisa merasakan jantung ibu berdetak agak lebih kencang. Aku bisa merasakan napas ibu agak memburu. Dan Aku bisa memberikan kecupan-kecupan dan belaian lidah di leher ibu, turun ke dada, ke payudara , Uhh.. enaknya. Sementara tangan ibuku terus mengocok kemaluanku. Tanganku mencoba masuk ke selangkangan ibu, tapi ibu menolak. Aku hanya boleh menjamah perut ke atas. Beberapa menit kemudian aku merasakan pejuku akan segera keluar. Kupejam mataku dan berbisik “ dewi.... aku mau keluar dewi..... “
“ooohhhh dewi.... aku mau nyampe..........”
Cepat-cepat ibu ambil botol minuman ringan tadi ,ibu minum seteguk (tapi nggak ditelan). Lalu.. ibu masukkan batang kemaluanku ke mulutnya, sambil terus mengocok batangku hingga akhirnya pejuku keluar dan ibu menelannya bersama – sama dengan minuman tadi.
“ I love you Dewi....”
“ssssstttt... buruan tidur. Ini yang pertama dan terakhir. Mulai besok aku kembali menjadi ibumu seperti semestinya. Kalo kamu horni, aku akan carikan kamu wanita bayaran “.
Pada akhir bulan ke-empat, ibuku kembali menengokku. Tapi kali ini datang bersama papa yang kebetulan ada urusan kerjaan ke kota tempatku kuliah. Papa sedang ada lokakarya yang harus dihadiri. Papa dan mama menginap di hotel tempat lokakarya diadakan. Papa menyewa satu kamar tambahan untukku agar aku tidak perlu bolak – balik dari kost ke hotel untuk menemui mereka.
Hari pertama lokakarya dimulai, papa memintaku menemani ibuku jalan – jalan. Lokakarya dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Aku masuk ke kamar ibuku. Kulihat ibuku telah rapi dan siap – siap untuk jalan – jalan bersamaku. Ibu menggunakan pakaian yang biasa digunakannya saat menemani papa jalan – jalan.
“aku nggak mau nemani ibu jalan – jalan kalo ibu mengenakan pakaian seperti itu” protesku melihat ibuku yang sedang duduk di tepi ranjang
“ibu, nggak mungkin pakai pakaian seksi seperti kemarin. Papamu bisa marah jika melihatnya”
“papa nggak akan melihatnya. Papa kan keluarnya jam 5 sore. Sebelum jam 5 kita sudah kembali ke hotel” aku mencar- alas an
“tapi, pakaiannya kan ada di kostmu” ( ibu tak mau membawa pakaian yang kubelikan bulan lalu kembali ke Jakarta, sehingga ditinggal di lemari kostku )
“nih, aku udah bawa” jawabku sambil mengeluarkan sehelai kaos “u can see’ ngepress gantung warna merah dan plus rok pendek dari bahan kain biasa. Tak lupa sehelai g – string dan Bra yang talinya terikat dileher.
“ya udah, kamu tunggu di sini. Ibu ganti dulu” kata ibuku sambil mengambil pakaian tadi dariku dan hendak menuju kamar madni
“mau ganti di mana?”
“kamar mandi”
“kelamaan mama. Ganti sini aja biar cepet”
“ibu nggak mau bugil depanmu”
“santai aja. Aku kan udah pernah liat”
“kamu masih ingat pesan mama bulan lalu kan? Itu yang terakhir”
“iya, masih ingat. Aku, nggak akan nyentuh mama walau mama ganti bugil depanku “
Selang beberapa menit kemudian ibuku sudah melepaskan semua pakaiannya dan bugil di depanku. Lalu, memakai pakaian yang aku berikan. Ibu kelihatan seksi dengan pakaian itu. Belahan dadanya yang putih Nampak kelihatan. Pinggangnya yang dihiasi tali g – string Nampak jelas keliatan saat ibu bergerak dan kaosnya tertarik ke atas. Melihat itu membuat aku sangat horni.
Aku dan ibu menuju ke sebuah tempat karaoke yang cukup terkenal. Awalnya kami bernyanyi sambil duduk. Jarak kami pun agak berjauhan. Hingga akhirnya saat music lagu Endlesslove berbunyi, ibuku berdiri. Ibu menarikku untuk ikut berdiri dan berduet dengannya. Kami berdiri bersebelahan. Aku menyanyikan ayat yang pertama. Ibu menyanyikan ayat kedua. Dan seterusnya bergantian. Saat memasuki lirik “Two hearts,
Two hearts that beat as one Our lives have just begun” yang harus dinyanyikan berdua, aku berpindah berdiri di belakang ibuku. Mic ku simpan, kami menggunakan satu mic yang dipegang ibu. Kurangkul pinggangnya dari belakang. Ibuku tak memberi respon dan terus bernyanyi. Mulutku kuletakkan persis dibelakang telinganya. Aku mengambil mic dari tangannya lalu membuangnya ke lantai. Sementara music masih terus berjalan. Aku memegang kedua tangan ibuku persis di depan perutnya. Kucium pipinya. Ibu masih terus bernyanyi sambil memejamkan mata. Kubalik tubuh ibuku hingga kami berhadapan. Kucium bibirnya. Ibu berhenti bernyanyi tapi tetap memejamkan mata. Selang beberapa menit kemudian ibu merespon ciumanku dengan French kiss. Kami saling berlumat. Tangaku refleks ngeremes toket ibu. Aku pelorotin bajunya yang udah agak kebawah. Tanganku satunya ‘main’ dibawah roknya. Perlahan kubimbing ibuku yang masih terus memejamkan mata itu ke tepi sofa. Aku mengarahkannya untuk nungging sambil berpegangan pada tepi sofa. Aku pukul-pukul mesra pantatnya, sementara aku keluarin penisku yang udah keras itu…lalu aku tarik pantatnya kebelakang, angkat roknya dikit, plorotin g – stringnya, arahin tangannya supaya nuntun penisku ke liangnya, ibu masih terus menutup mata dan dari mulutnya kedengaran masih menyanyikan lagu endless love. Kupegang pinggang ibu dan menariknya maju mundur. Rambut panjangnya terurai jatuh menutupi wajahnya. Lalu ibu menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dengan tangan kanan. Ia melepaskan liangnya dari batang kemaluanku dan berdiri berhadapan denganku. Kali ini tak lagi memejam mata dan bernyanyi.
“kamu ini kenapa sih? Ibu kan udah bilang kemarin itu yg terakhir dan jangan sampai seperti ini. Ini udah kelewatan” ibu Nampak serius
“aku mencintaimu dewi!” jawabku.
“cinta antara kita bukan seperti ini caranya. Ini cinta antara suami istri”
“dewi, aku ingin mencintaimu seperti seorang pria mencintai wanita” aku terus menjawab. Ibu diam. Aku kembali mencium bibirnya. Kami berciuman dan tangan ibu melepaskan kemeja dan celana yang kupakai. Akupun demikian, melepaskan pakaiannya. Kami sama – sama bugil. Ibu berbalik dan kembali menungging di tepian sofa. Tangan kanannya menjulur ke belakang meraih batangku dan mengarahkan ke liangnya. Ibu menggoyangkan pinggulnya maju mundur. Ibu cuma bilang gini “setelah ini aku mau liat bagaimana cintamu itu (sambil mendesah perlahan dan menggit bibir bawahnya).” Aku semakin bernafsu menggenjot saat ibu mengibaskan rambutnya pantatnya turun naik perlahan. Kadang-kadang ibu lempar rambut panjangnya kedepan sampe nutupin muka, terus kibasin lagi kebelakang. Setelah beberapa menit maju mundur berasa juga ibu mulai kejang tanda orgasme, tangannya kebelakang memegang leherku dan menarik ke kepalaku mendekat ke wajahnya. Ibu memalingkan wajah ke belakang dan kami berciuman lagi sambil terus menggoyang pinggulnya. Lalu ibu melepaskan ciuman dan berbisik “ kalo mau keluar bilang ya”. Beberapa saat setelah ibu orgasme, aku berbisik di telinganya kalo aku mau keluar. Ibu melepaskan batangku dari liangnya. Berbalik menghadap ke arahku dan duduk di sofa. Sementara aku masih tetap berdiri. Ibu meraih batangku dan memasukan ke dalam mulutnya. Aku mengeluarkan peju dalam mulutnya. Setelah menelan pejuku, ibu masih menyedot batangku hingga lemes.
Ibu tertidur lemes di sofa. Masih dalam keadaan bugil. Aku jongkok di tepian sofa. Wajah kami saling bertatapan. Kubelai rambutnya, kukecup keningnya lalu kami kembali beciuman.
“wi, apa yang ingin kamu buktikan dariku?” aku bertanya
“cinta seperti yang kamu katakan tadi” jawab ibu. Aku lalu menariknya hingga ibu duduk. akupun duduk di sofa. Kami berhadapan. Kutatap wajahnya dalam – dalam. Dari ekspresinya kelihatan seperti gadis ABG yang malu – malu saat seorang pria menyatakan cinta padanya. Kupegang kedua tangannya lalu berkata “ akan aku buktikan itu. Bagaimanapun caranya “ setelah mengucapkan kata – kata itu, aku kembali menyanyikan lagu endless love. Ibu Nampak tersenyum, tapi air mata mengalir kecil dari matanya. Ibu mencubit pinggangku manja lalu memelukku.
Tak terasa sudah pukul 4 sore. Aku dan ibu berpakaian lalu kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, papa masih di ruangan lokakarya. Aku mengantar ibu ke kamar, lalu ibu kembali mengganti pakaiannya, dan pakaian yang dikenakan tadi diserahkan kembali padaku. Kami lalu mengobrol. Beberapa menit kemudian, papa datang dan mengobrol dengan kami. Aku lalu pamit kembali ke kamarku. Sesampai di kamarku, aku mengirim sms ke nomor ibu “ love yiu dewi cantik “. Ibu membalas sms ku singkat “ Dasar genit. Love u 2”. Akupun akhirnya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.
Sehabis mandi, aku mengambil HP yang kuletakkan di atas ranjang. Ada dua panggilan tak terjawab dari ibu. Aku menelpon balik, tapi direject. Lima menit kemudian ibu menelpon balik
“maaf, tapi mama lagi sama papa”
“trus sekarang lagi di mana emangnya?” tanyaku
“nih, nelpon dari dalam kamar mandi” jawab ibu.
“tadi nelpon, emang ada apa?”
“Cuma pengen bilang, lain kali jangan sms seperti tadi. Ntar dibaca papa”
“iya deh”
“janji?”
“janji dewi sayang…”
“ya udah deh kalo gitu. Bye..”
“loh, kok Cuma bye?” kucoba menggoda ibu
“maunya apa?”
“cium dong..”
“ummmmmaaaa….” Suara ibu dari seberang telpon manja
“love u dewi cantik”
“love u 2 anak nakal…”
 
SEKIAN (Sumber : Google Search)  
 

Terimakasih bu, kamu mau jadi istriku

Hay perkenalkan namaku Dodi aku dari pulau jawa tepatnya Jatim. Aku akan menceritakan pengalamanku menjadi kepala rumah tangga, tepatnya aku menikah dengan ibu kandungku. Ibuku seorang janda. Bapakku 10 tahun lalu meninggal, jadi hanya aku dan ibu saja di rumah ini, karena aku anak tunggal. Dari dulu ibu selalu memanjakanku, dan setelah aku berumur 20 tahun aku jadi timbul sayang yang lebih pada ibuku, tepatnya aku mencintai ibuku. waktu itu umur ibu sudah 37 tahun, tapi body ibuku yang montok kulit putih mulus itu yang membuatku mencintai ibu kandungku sendiri.
Akhir-akhir ini aku sering mengajak ibuku jalan jalan naik motor,itu kebahagiaanku bisa membonceng ibu kemana saja dia mau, aku ajak dia ke kafe layaknya orang pacaran,dan ibu juga tidak menolak,malah kalo kita mau masuk ibu mengandeng tanganku, waktu itu penisku langsung berdiri. Terus kita pesen meja dan kita berbincang bincang, dan akhirnya ibu tanya kepadaku yang buat aku susah mau menggungkapkan, "Kamu itu akhir-akhir ini kok sering bawa ibu ke tempat seperti ini to Dod,,,, Kenapa?" lalu aku jawab jujur saja, "
"Maaf bu,,, Sebenarnya aku ingin membahagiakan ibu,, tapi akhir-akhir ini aku jadi semakin sayang sama ibu, dan ibu harus tau, aku mencintai ibu, dan ingin memiliki ibu sebagai seorang kekasih atau suami,,,maaf buuu,,,," lalu ibu berkata "Ibu sudah tua nak,,,kan masih banyak cewek cewek yang lebih cantik dan muda,," "Tapi aku mencintaimu buuu,,,aku mati saja kalau ibu menolak cintaku,,,aku tau ini tidak boleh, tapi aku juga tidak mau sama wanita lain..." tiba-tiba ibu meneteskan air mata, dan aku terus peluk ibuku,,," Apa mungkin kita bisa menikah to nak??? Aku ibumu...." “Aku jawab mungkin bisa bu,,,, nanti aku akan cari cara yang penting mulai hari ini ibu menerimaku jadi suamiku dan ibu istriku,,,," Dan kita masih berpelukan terus tiba-tiba ibu melepas pelukanku dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.. Dan aku cepat cepat mengajak ibu pulang,sesampai dirumah aku suruh ibu berdandan ala penganten dan akupun juga,terus kita keruang tamu duduk berdua, Aku sudah siapkan dua cincin dan aku selipkan cincin kejari ibuku dan ibuku juga melakukan hal yang sama. Lalu aku peluk lagi ibuku sambil kucium lehernya yang putih mulus dan wangi itu,,, Ibuku mendesis,,,"Ooohhhh,,,,mas,,,,,Dodi.....ibu sekarang menjadi milikmu,,,,,,dan kamu sekarang suamiku anakku,,,,,,ssssstttttttzz....." “Oohhh ibu......iya bu,,,,kau sekarang istriku ooohhh rosss aku mencintaimu dek rosss ....." Aku  juga panggil nama ibuku saja, karena tadi ibu panggil aku mas. Aku ajak ibuku ke kamar, sesampai di kamar kita menelanjangi diri kita, aku sungguh terpesona menyaksikan tubuh montok ibuku yang telanjang,, putih mulus tidak kalah dengan gadis belasan tahun. Kami terus merapatkan diri aku cium bibir ibuku dan ibu membalas lumatanku,,, Lidah kita saling membelit aku kasih ludahku ke ibu,, Dan ibu telan ludahku, lalu aku juga minta ludahnya aku juga telan ooohhh nikmatya buuuuu,,,,,lalu ibuku ku tidurkan ke kasur dan aku langsung menindihya aku ciumi lagi wajah dan leher ibuku dan daun telinganya aku jilat-jilat pindah keleher aku jilat dan ku gigit gigit sampai membekas merah aku jilati tengkuk leher ibuku yang ada anak rambutya itu,,, Ibuku tambah mendesis hebat sambil memanggil namaku "Ooohhh sayang,,,, nikmat mas,,,,,, ooowwwhhhh sssssstttzzzz,,,, ohhh anakku,,,,,,” aku juga merintih “Oooohh rosss kau sekarang milikku,,,,ssstttttzz nikmat sekali tubuhmu sayang,,,,ohhhh..." lalu ciumanku aku turunkan menelusuri tubuh ibuku dari leher ke pundak ke ketiak ibuku dan berhanti di buah dada yang montok itu, aku remas-remas dada ibuku dan ibu menggelinjang,,, aku telusuri lagi ciumanku dan berhenti di vagina ibuku aku jilat jilat vagina ibuku sampai ibu klimaxs,,,, lalu aku naik lagi aku cium lagi bibirnya sambil aku jilat jilat leher ibuku aku arahkan penisku ke vagina ibuku dan,,,,"Oooowwwwwhhhhssssssstttttzzzzzz masssss,,,,, enak sayang kontol mu........oooowwwwhhh sssssstttt" “Ooohhh bu,,,,, nikmat sekali vaginamu bu,,,,,,oooowwwwhhh....” Dan aku genjot ibuku kadang cepat kadang pelan, dan dua puluh menit kemudian aku sudah mau keluar dan aku tekan dalam dalam penisku ke dalam rahim ibuku,,,,,, sambil aku jilat jilat lehernya. “OOOOhhhhhhhh bu,,,,, aku mau keluar,,,,,!!!!!!!! aku mau menghamilimu sayangggg,,,,,, ooowwwhhsssssttttzzzzz" crot!!!crot@1!!!crot!!!!5X tembakan maniku tumpah ke rahim ibuku dan ibu juga kalimaxs lagi "Ooowwwhhhh,,,,ssssststtststttttttzzzzz mas Dodi anakku sayang,,,,,,,, hamili ibumi ini nakkkkkkk tubuh ibu milikmu sayang..... ssssstttttzzzz”. Dan aku masih berada diatas tubuh ibuku lama sekali,, lalu setelah 10 menit aku cabut kontolku dan aku tidur berpelukan sampai pagi. Hari-hari berikutnya kita sah suami istri setiap hari kita bersetubuh di rumah kita selalu bermesraan di luar rumahpun kita juga bermesraan....Hingga kini aku masih setia dengan ibuku 10 tahun lebih kita hidup layaknya suami istri, apa lagi kita memiliki anak hasil hubungan kita sekarang berumur 8 tahun.itu menambahkan rasa cinta kita,,,,,,,, terimakasih bu,,,, kamu mau jadi istriku

SEKIAN (Sumber : Google Search)  

Aku, Kak Rudi dan Mama

Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun. Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.
“Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
“Ada apa, mama?” Tanyaku.
“Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.

“Aku jadi basah nih mama” Kataku.
“Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.
“Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
“Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku
“Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
“Kok kamu jadi bengong begitu, belum pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.
Aku belum beranjak sedikitpun.
“Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama. Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan payudara yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.
Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.
“Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di payudara mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.
“Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara
“Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun..
“Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.
Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama. Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar. “Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.Tangan mama megusap penisku. Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..
Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.
“Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras. Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku. Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.
“Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku.
Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis. Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.
Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,
“Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit. Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.
“Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
“Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..
Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.
“Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”
“Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.
“Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama. Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.
“Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya. Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas payudaranya.
15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak Rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.
“Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.
“Sini sayang masukkan di mulut mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di depan wajah mama, aku pegang kepala mama yang berputar dan bergoyang berhenti, kak Rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara mama yang membuat mama semakin keenakan.
Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.
“Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.
Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.
“Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama. “srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama. Memang tidak semua cairan sperma kak Rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh. Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa

SEKIAN (Sumber : Google Search)  

Anakku kekasihku

Kami sengaja berjalan kaki di sepanjang pantai danau yang luas itu. Air biru membuncah-buncah menghempas ke pantai. Angin terus semilir. Semua orang melirik kami. Aku memakai celana pendek yang longgar di atas lutut. Pahaku mulus dan putih, sementara kedua buah dadaku terbalut kaos ketat menantang. Aku terkagum-kagum pada pada tubuhku sendiri?

Ketika usia Jhon 5 tahun, suamiku meninggal dunia. Aku tak mau menikah lagi. Takut suamiku tak menyayangi anakku dan mereka hanya mau harta kekayaanku saja.
Jhon terus menempel di lenganku. Apakah dia juga bangga memiliki ibu sepertiku? Kutanyakan padanya.
"Apa mama mu ini masih cantik, sayang?” tanyaku manja.
"Masih Mam. Buktinya orang-orang selalu melirik paha mama, tetek mama dan pantat mama," jawab anakku. Aku tersenyum dan mencubit hidungnya.


Tak terasa kami sudah sampai di hotel, hanya dua meter dari bibir pantai danau.
"Apa kamu suka pada Mama?" tanyaku.
"Suka dong Mam." katanya dengan tatapannya yang nakal.
"Bagian mana yang kamu suka?" tanyaku menyelidik.
"Semuanya, Mam. Tetek Mama, bibir dan pantat Mama yang aduhai..." katanya memuji. Aku tersenyum. Biasalah, namanya anak, pasti memuji mamanya, bisik hatiku.
"Buktikan, kalau kamu senang pada bibir mama," kataku. Jhon meraih tengkukku dan melumat bibirku. Kubalas lumatan bibirnya, sampai dia gelagapan.
Clup... kecupan bibir kami terlepas. Aku tersenyum. Usiaku terpaut berbeda 21 tahun.
"Kita ke dalam, Mam" Jhon mengajakku meninggalkan teras hotel untuk memasuk ke dalam kamar. Kuikuti langkah Jhon.
Kutatap matanya yang berbinar-binar. Kuelus pipinya. Aku harus menatapnya jauh ke atas, karena beda tingi kami berkisar 11 Cm. Jhon memang tinggi dan atletis, mirip papanya.

"Ternyata, kamu hanya suka bibir mama saja," kataku.
"Tentu tidak," jawabnya.
"Lalu buktikan dong," kataku.
Jhon mendekatiku, Ditariknya baju kaos yang kupakai, sampai lepas. Kini dia melepas pengkait bra ku.
"Mam... aku suka. Besar sekali. Aku suka," katanya sembari mengulum pentil tetekku. Oh... kulumnya membuatku nikmat. Kini Jhon berjongkok dan melepas celanaku. Juga celana dalamku.
"Waaawww... indah sekali memek mama," katanya memuji. Disapu-sapunya bulu memekku yang masih lebat, tapi kutata dengan baik. Diulurkannya lidahnya menjilati bulu-bulu memekku. Lalu lidahnya menjelajah ke belahan memekku. Aku hanya mengelus-elus kepalanya dengan lembut.
"Kamu suka sayang?" kataku.
"Ya Mam. Aku suka sekali," jawabnya.
"Kamu juga telanjang dong. Kok Mama saja," pintaku. Jhon berdiri dan melepas semua pakaiannya. Sudah kuduga, kalau kontolnya pasti besar dan panjang, karean anakku memang tinggi dan kekar.

"Waaawww... besar dan panjang," kataku.
"Iya Mam. Mama suka?" tanyanya.
Iya. Mama suka sayang. Pasti nikmat sekali," kataku memuji dan ingin segera merasakannya.
"Dia milik Mama. Pasti mama akan menikmatinya" Dia menarikku ke kursi. Didudukkannya aku dipangkuannya. Tetekku mulai kembali diisap-isapnya dan bagian-bagia tubuhku mulai dielus-elusnya.
"Nikmat sekali tetek mama," katanya.
"Nikmati sepuasmu sayang. Mama juga suka," kataku meminta. Jhon menikmati pentil tetekku silih berganti kiri dan kanan. Tangannya mulai meraba-raba memekku. Salah satu jarinya sudah mulai bermain-main di lubang memekku dan klentitku disapu-sapunya. Aku sangat merasakan indah sekali. Aku memeluknya dan menjilati jidatnya saat tetekku masih terus diisap-isapnya.

"Mama sudah tak tahan sayang. Mama sudah ingin cepat merasakan ini," kataku meraba kontolnya yang sangat keras itu,
"Ayo nak, dimasukkan," kataku.
Jhon mengangkat dan membopong tubuhku dan meletakkanku ke atas tempat tidur yang empuk disela-sela debur ombak kecil danau biru itu.
"Cepat dong sayang. Mama sudah tak sabar ni," pintaku.
Jhon mengakangkan kedua kakiku dan menjilati memekku. Lidahnya berputar-putar di sana. Pantatku berada di ujung tempat tidur. Jhon berjongkok di lantai. kedua kakiku berada di bahu dan terletak di punggungnya. Lidahnya terus menjilati klentitku dan kedua tangannya meraba-raba perutku dan pantatku. Aku benar-benar sangat menikmatinya. Tapi...
"Ayo dong sayang. Aku menginginkan kontolmu yang besar dan panjang itu. Dimasukkan, nak. Ayo cepat," pintaku

Jhon sudah berada di antara kedua pahaku. Perlahan diarahkannya kontolnya ke memekku. Perlahan disorongnya.
"Ma... memek mama masih sempit, ma."
"Bukan memek yang sempit sayang, tapi kontolmu yang besar. Ayolah, cucuklah. Tapi pelan-pelan ya..." pintaku lagi.
Jhon mencucukkan kontolnya kelubangku yang sedai tadi sudah berair dan becek, mengeluarkan aroma yang sangat tajam.
"Oh... " kontol itu terasa panas dan menggesek lubang memekku. Aku merasakan kontolnya menembus memekku. Yah... makin kedalam dan semakin dalam, hangat dan menggairahkan.
"Ayo dong sayang. Jangan nakal..." kataku.
"Iya... mam. Biar masuk dulu semua.” Aku merasakan batang itu sudah habis tertelan memekku.
"Ayo dong sayang, apa lagi. Puasin mama dong..." pintaku lagi.
Perlahan Jhon menarik cucuk kontolnya di memekku. Terasa begitu seret. Aku merasakan gesekan kontolnya di dinding rahimku begitu hangat dan kesat. Aku merintih-rintih merasakan nikmatnya.
"Ayo dong sayang. Cepat dong... puasin mama," pintaku lagi dan lagi. Jhon sudah memelukku. Tubuhnya menindih tubuhku dan dia mulai menarik dan mencucukkan kontolnya secara teratur ke lubangku. Aku semakin merasakan kenikmatan tak dapat kulukiskan. Kenapa selama ini aku enggan memintanya? Sementara aku sudah tak mungkin lagi hamil. Aku sudah menutup kehamilanku dengan operasi kecil. Ketika itu, aku sendiri tak yakin pada diriku, karean nafsuku yang selalu ingin bersetubuh. Nyatanya, aku mampu menjaganya. Andaikan aku masih bisa hamuil, pasti aku menginginkan anak dari Jhon yang juga anakku.

"Jhon... cepat dong. Mama sudah tak tahan ni..." desahku kuat dan mencakat tubuhnya.
Jhon mengerti keinginanku. Dia mulai mempercepat kocokan kontolnya di memekku. Aku memeluknya sembari menjilati lehernya dengan rakus.
"Jhon... mama sudah mau sampai ni... Cepat dong..." aku mendesah lagi.
"Sabar Ma. Tar lagi. Tahan dulu, aku akan mencapai puncak," jawabnya.
"Mama sudah tak tahan sayang. Bisa rintok Mama, kalau begini. Ayo dong sayang..."
Jhon nmenarik rambutku dan memelukku kuat-kuat. Tubuhnya sepenuhnya menindih tubuhku dari atas. Kocokan kontolnya ke dalam memekku semkin cepat. Suara-suara gesekan kontol dan memekku membuat nafsu kami semakin menggebu-gebu. Basah, becek dan hangat.

"Ayo dong sayang... Mama sampai ni..." kataku memeluknya kuat-kuat dan terus mendesis. Jhon mempercepat kocokannya dan memperkuat pelukannya. Dia menekan kuat tubuhnya di atas tubuhku.
"Mama... aku akan sampai juga ni," katanya menekan sedalam-dalamnya kontolnya ke dalam lubang memekku, sampai memekku benar-benar penuh. Semakin penuh lagi, saat sperma kentalnya yang hangat lepas dari kontolnya.
"Maaaaa.... aku sampeeeekkkk..." katanya kuat. Semoga tetangga kamar sebelah tidak mendengar teriakannya.
Jhon memeluk tubuhku sekuat-kuatnya. Aku membalasnya dan melemahkan rangkulan kakiku di pinggangnya.

"Maaf sayang... nafas mama sudah tak tahan," kataku. Jhon menekan kedua sikunya, agar berat tubuhnya tidak menekan tubuhku secara penuh.
"Mama hebat..." katanya memuji dan merayuku.
"Yang hebat itu kamu sayang, mampu membuat mama orgasme sehebat ini," kataku.
"Aku mencintai Mama," katany.
"Mama juga mencintaimu sayang," jawabku dengan senyum pada nafas yang masih tersengal-sengal. Dibelainya rambutku dengan tulus. Di tutupinya tubuhku pakai selimut dan dikecupnya bibirku. Aku membalas kecupannya.

"Acara ke hotel ini harus kita lakukan sekali dalam sebulan," katanya. Aku mengangguk. Tapi bukan hanya di hotel itu saja kami melakukannya setelah yang pertama itu. di rumah atau ditempat lain.
Anakku Jhon juga kekasih hatiku. Aku mencintainya sebagai anak dan sebagai kekasihku.


SEKIAN (Sumber : Google Search)  

Semalam bersama mama

Jumat siang, sepulang dari kuliah, saya diajak ibu kepesta perkawinan keluarga di luar kota, yang jaraknya kurang lebih 200 km atau 4 jam perjalanan mobil kalau tidak lagi macet melewati Puncak. Pesta keluarga rencananya dilangsungkan sebentar Malam jam 19.00. sampai selesai. dan diperkirakan jam 22.00 akan selesai dan langsung pulang lagi ke rumah di Jakarta. Sesampai di tempat Pesta.. para sahabat dan keluarga banyak yang mengagumi kecantikan Ibu. Malah ada yang bercanda bahwa pasangan Kami (saya dan Ibu Kandungku) adalah ibarat pasangan suami isteri yang sangat serasi. Pokoknya diantara Keluarga dan sahabat , kami lah yang menjadi fokus pandang . Lebih wow… dibandingkan mereka yang sementara duduk dipelaminan malam itu.
Memang Kecantikan ibu tidak ada duannya, melebihi kecantikan tamu2 sebayanya yang hadir malah masih lebih cantik dan seksi dibandingkan Ibu-Ibu 10 tahun lebih muda dari Ibu, walau pun sebenarnya Ibuku sudah terbilang umur 40 tahun. Ibu selalu menjaga kesehatan dan tidak pernah melupakan senam, Kalau dirumah selalu merawat tubuhnya, agar tetap fit , cantik dan seksi.
Tepat jam 22.00 , kami pamitan untuk pulang, maklum rumah sangatlah jauh dan bila tidak ada halangan mungkin sampainya dirumah sudah tengah malam atau jam 02 Pagi….. tepatnya setengah jam kemudian pk 22.30, kami telah meninggalkan tempat pesta dan saya langsung menancap mobil untuk pulang. dalam perjalanan tiba ibu mengingatkanku.. hati2 .. jangan terlalu kencang .. sayang !!!, jalannya sangat licin”, betul kata Mama, karena hujan yang turun mulai deras, mana lagi mendekati puncak semakin berkabut. Beberapa saat kemudian, Tiba2 stir mobil kurasakan sangat berat, ” Aduh Mama…, Ban Mobilnya Kempes…”, secara refleks Ibuku menjawabnya ” Cepat pinggirkan mobil kehalaman hotel terdekat … ntar nggak keburu … bisa —bisa kita ngadat di jalan .. mana hujan deras lagi”… iya Mam “jawabku singkat … sambil berbelok memasuki salah satu hotel berbintang yang ada di Kaki Lereng …Puncak.
Sebelum kami keluar dari mobil, Ibuku berkata, .. ” Sayang, kalau Ban Mobilnya Kempes dan gak bisa ditolong lagi…, kita harus menginap di Hotel ini, Besok pagi aja perjalanan kita lanjutkan”, dan memang keadaan yang mengharuskan kami untuk singgah bermalam…di hotel berdua dengan mama
Kami berdua dijemput dan diantar ke Resepsionis… , dan untuk mengurangi kecurigaan ,Ibuku langsung mencatat identitas kami berdua sebagai suami isteri , Ibu mengerling kepadaku.. sambil mengeluarkan Credite Cardnya untuk digesek sebagai jaminan nginap hotel 1 Malam.
Setiba di Kamar, .. mama langsung tersenyum manis dan berkata..” Sayang… jangan macam2 yah!!!, walaupun ditempat pesta tadi malam , mereka bercanda katakan kita seperti pasangan suami isteri dan di resepsionis , mama juga mengatakan kita suami isteri , tetapi kamu tetap anak mama.. nggak boleh macam2 sama mama. yah !! .. spontan saya menjawab ” OK!! Mam.., sayang yang cantik ” . Entah dari mana datangnya keberanianku untuk merayu Ibuku, walaupun itu saya sampaikan secara bercanda … tetapi kalau dipikir, wah bisa berabe juga .. sekamar di Hotel dengan Ibu Kandung yang cantik dan seksi.. pasti dugaan orang kalau bukan Suami Isteri yang kemalaman pastilah peselingku yang kaya , dan yang jelas pastilah mereka memanfaatkan waktu yang sangat panjang untuk bersetubuh.., atau bersanggamah atau ngentot.. sepuas-puasnya, tidak ada dugaan ketiganya…
Pikir2 praduga orang, tak terasa Yuniorku menegang..makin kencang .. kayaknya setan setan berahi mulai menguasai fikiranku…membuatku hampir salah tingkah…, tiba2 Ibuku berkata ” Mama Mau Mandi dulu yah.., tolong bukakan korset mama”, wowww.. setan penggoda makin kuat, ” iya.. iya.. Mam” sahutku agak bergetar, sambil membuka korset Mama dan entah kenapa, saya mencoba melirik ke buah dadanya dari samping belakang, dalam hatiku berkata, walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuhnya sangat sempurna, Pinggang yang ramping bak pinggang anak perawan yang diikuti dengan pinggul lebar yang sangat serasi dengan tonjolan buah dada yang masih tegak menantang kedepan, ditambah lagi kulit Mama putih tak bernoda sangat halus dan harum…, Pastilah semua laki-laki ingin menikmati keindahan dan kesempurnaan alam yang ada pada Mama…tanpa kecuali termasuk saya, anak kandungnya….
Sewaktu mama di kamar mandi..terdengar sayup sayup riak air di Bak Mandi yang bersentuhan dengan tubuh montok mama yang telanjang bulat, tak terasa tanganku mulai memegan si yunior yang mulai tidak dapat dikendalikan dan tiba2 terdengar teriakan perlahan Mama ” sayang… kamu juga mandi ya !! airnya Nyaman dan hangat “ jawabku ” ntar Mam ” , ” Iya donk , masa sih mandi bareng ?” lalu senyap…, pikirku.. apa ini sinyal plus dari mama???, atau hanya karena canda Mama ???, tak terasa.. genggaman pada Yuniorku makin kencang, “Sabar yah yunior.. kamu ntar saya masukan di memeknya mama ” gumanku dengan fikiran mulai kurang ajar dan kotor…
Selang beberapa saat , Mama keluar dari kamar mandi, dan tubuh mama hanya dililit ketat oleh selembar handuk sebatas setengah buah dada mama ke bawah sampai sejengkal diatas lutut, Karena suhu kamar sangat sejuk , sambil berlari kecil.. Mama menuju spring bed langsung masuk dalam selimut yang tebal, lalu mama berkata ” Gantian mandinya… mama mau tidur duluan “, dan saya langsung menjawabnya ” gak jadi mandi Mam.., pagi aja sekalian…” jawabku singkat, karena jawaban ini sudah saya persiapkan agar cepat2 bisa tidur alias lebih cepat tidur di samping Mamaku, ” Terserah kamu aja… tapi kalau bau jangan baring disamping Mama ya??”
Saya lewatkan kira-kira 10 menit setelah nafas mama seperti mulai teratur alias tidur… perlahan lahan saya naik ke pembaringan disamping kiri mama, maksud saya untuk ikut juga masuk dibalik selimut, saya tarik dan simak sedikit selimut yang satu-satunya akan kami pakai berdua, tetapi tiba2 mama mengeliat mungkin terasa hembusan dingin akibat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap sedikit.., tampak mama tidur dibawah selimut tanpa mengenakan sehelai kain alias telanjang bulat ,karena kami memang tidak mempersiapkan pakaian tidur , mama tidur miring membelakang disebelah kanan, perlahan saya masuk dibalik selimut disamping kiri mama yang telanjang , dan selang beberapa saat kemudian, mama membalikan tubuhnya dan wajahnya hampir menyentuh wajahku, kutatap matanya yang tertutup indah, bibir yang tipis merekah menantang, hidung kecil yang mancung.., kuberanikan dan kucolek perlahan hidung mama, tetapi tak ada reaksi, kulanjutkan untuk menarik kebawah bibir mama yang tipis, agar tampak gigi yang putih rapi berjajar, juga tak ada reaksi dari mama, dan akhirnya dengan berdebar-debar kurapatkan mulutku dan kukecup bibir mama, mulai desak nafas mama sedikit terganggu, mungkin terhalang dengan hidungku akhirnya mama membuka sedikit mulutnya, tanpa kuberi kesempatan menutupnya , kusedot lidahnya, dan rupanya mamaku dalam tidurnya juga membalas ciumanku…, dan selanjutnya kualitas keberanianku kutambah dengan mulai memeluk dan melingkari badan mama dengan lenganku, reaksipun datang dengan makin merapatnya tubuh mama yang mungil dan telanjang ini kedadaku, paha mama mulai menyerang dan menyentuh yuniorku yang berubah menjadi Yunior yang kenyal dan berdiameter sebesar pergelangan tangan mama, pelukan mama mulai mengencang, mungkin bermaksud menarik obyek yang lebih hangat yang ada pada badanku, keadaan ini membuatku makin kesurupan, tangan kiriku mulai mengerayangi pinggul mama, turun kebawah bagian bokongnya, terus turun dan berputar kedepan lebih kebawah lagi, dan akhirnya sampai kebulu pubis mama yang sangat halus, kutelusuri bibir vagina mama dan akhirnya jari telunjukku mengelitik klitorisnya…,Mama mulai berekasi , kedua paha mama menjepit , tangan kanannya mencakar punggungku dengan kuku mama yang tajam, mungkin ini adalah refleks akibat sesuatu yang memasuki vaginanya, hanya mama yang tahu, tubuh mama saya dorong agar sedikit terlentang dan mulailah saya menindih setengah tubuh mama terutama buah dada kiri mama dengan tubuhku, paha kiri mama dengan paha kiriku, dan tangan kananku mulai saya aktifkan dari belakang leher mama untuk mengerayangi buah dada kanan mama, bibir mama dan bibirku membentuk satu ruang dan kedua lidah kami saling menggelitik, nafas mama makin memburu , saya makin kesurupan dan menyerang , akibat makin kerasnya remasan tangan kananku ditetek kanan mama dan jari telunjuk kiriku yang mengelitik klitoris mama yang mulai memanas dan mengeluarkan lendir membasahi vagina mama, akhirnya mama tersentak ” Hey… kamu ngapain Mama…ini gak boleh Ar… !!, “kata Mama kaget dan marah, jawabku sambil gemetar dan bernafsu campur aduk, ” saya tidak bisa tidur mam…, apalagi seranjang dengan mama yang lagi telanjang bulat” ” ohw.. begitu yach … mama terdiam agak lama lalu membalik membelakangiku , sambungnya “tetapi Jangan kasar gitu donk !!” lalu Mama terdiam lagi…namun napasnya masih memburu dan bergetar , inilah kata-kata mama yang kurang saya mengerti , apakah perbuatan saya tadi dibenarkan tetapi nggak boleh kasar atau ??? apa yach…. Saya tidak berani lagi ngomong macam2.. dan jawabku singkat “Maaf Mama” sambil menatap punggung mama yang masih agak bergetar, entah beberapa lama kami terdiam berdua tiba2 Mama Membalik sambil berkata ..”kalau kamu pingin bercinta dengan mama harus lembut dan perlahan-lahan aja.. kan masih banyak waktu”, sambungnya lagi “Kamu Anak Nakal boleh peluk dan mencium Mama , pokoknya tubuh mama malam ini kuserahkan semuanya kepadamu kecuali yang satu ini, yaitu Yuniormu yang gede ini dilarang keras memasuki vaginanya mama”, sambil mama memegang Yuniorku dan menarik dan menyapu kepermukaan vaginannya. ” tapi justru cuma yang satu ini milik mama yang paling nikmat ” selaku protes, dan mulai berani , “siapa yang bilang? Dasar nakal” , Mama mulai menindih tubuhku dan menciumku, Kubalas ciuman Mama , wow… sangat nikmat dibandingkan waktu saya mencium mama dalam keadaan tertidur, tetapi kali ini dengan sadar sesadarnya, justru mama memulai merangsang, sambil melemparkan selimut kelantai, jadinya kami betul – betul telanjang bulat di udara kamar yang sejuk diatas ranjang .
Kami berciuman dan berpelukan telanjang bulat dengan Mama , sangat lembut dan perlahan-lahan, rupanya mama juga sangat menikmatinya, Napas Kami mulai memburu , terkadang Mama mengeram dan menggeliat apabila kusentuh dan kupelintir halus putting teteknya .. Auhh!!, jangan disitu Ar..!!, Mama nggak tahan… sayannngggg, keluh Mama panjang…, “tetapi enak kan Mam!!” Aiii!!!…Mama makin kesurupan..dan berupaya meraup Yuniorku..yang makin kaku dan membesar Maksimal…
Sewaktu Mama menggenggam Yuniorku ,Tubuh Mama kudorong menjadi terlentang dan dan kutindih dengan badanku ..Mulut Kami makin bersatu , kupeluk erat tubuh Mama yang mungil , dan Yuniorku kuarahkan ke Vagina Mama, tetapi Mama tetap menggenggam yuniorku, hanya menggosok-gosokan kepala yuniorku ke Mulut Vaginanya yang juga mulai berlendir. Terkadang Kepalanya sudah masuk setengah tetapi Mama , mengeluarkan nya lagi… Karena saya tidak tahan lagi perlakuan Mama seperti ini…Kutarik Tangan Mama yang menggenggam yuniorku agar terlepas..rupanya usahaku ini cukup berhasil dan dengan cepat kuselipkan kedalam Vagina Mama, Terasa Vaginanya sangat licin, menggesek dan berlendir serta berdenyut menjepit…Aowww…!!! Teriak Mama, Kugocok Vagina Mama dan mama mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang tak karuan… tetapi baru 2-3 kali gocokan, tiba2 Mama dengan kekuatan penuh… menaikan bokongnya tinggi-tinggi dan menggessernya jauh kesamping akhirnya yuniorku terlepas dari vaginannya ..clukppp …”Aiii!!!…kenapa dikeluarin Mam…”, “Nggak… boleh sayang..”.
Tiba tiba Mama mulai bangun kemudian membawa selangkangnya ke wajahku persis mulut vaginanya berhadapan dengan mulutku , mama mulai menunduk dan meraih Yuniorku dan memasukan ke mulutnya dan melumutnya , terkadang Yuniorku digigitnya perlahan2 sambil bergantian dengan bibir yang lembut dan hangat, yang paling mengasikan kalau kepala Yuniorku digelitik dengan lidah mama, begitu juga klitoris mama , saya gelitik dengan ujung lidahku, terkadang mama hilang kontrol , mendengus menambah gocokan dan lilitan lidahnya di kepala Yuniorku, terkadang sangkin bernafsunya juga mama , tangannya ikut pula meramas biji pelirku… dan semuanya berlangsung saling kerja sama membantu masing masing mencapai puncak birahi yang membuat lupa segala-galanya bahwa berbuatan bersanggamah dengan ibu kandung yang orang katakan sangat tabu, tetapi justru sangat mengasikkankan dan jauh lebih nikmat dengan memek manapun….di dunia ini.
Mama makin gila mengocok Yuniorku, dan akhirnya , saya tak tahan lagi…cepat donk mama… masukkin kedalam memek mama.., aowww…cret…. cret.. sabar sayang…kata mama kesurupan mempermainkan air maniku sambil menggosokkannya di-kedua buah dadanya…
Mama juga tidak tahan sayang….,Tidak berapa lama kemudian mama berganti posisi, duduk persis diatas selangkangku persis posisi Yuniorku berhadapan langsung dengan vagina mama, mama menuntunnya dengan sangat gampang memasuki liang sanggamanya dan menjepitnya…wow…wow…. suatu kenikmatan yang sangat sulit dilukiskan dengan kata2, tidak ada lagi kenikmatan yang melebihi kenikmatan sewaktu Yuniorku dijepit dan dikocok oleh vagina mama, pinggul mama naik turun menyebabkan Yuniorku masuk makin kedalam dasar vagina mama,…, saya tidak ingin kenikmatan ini berlangsung cepat, saya turun dari pembaringan, menggendong mama sambil masih melekatkan Yuniorku kedalam vagina mama, kugoyang2 tubuh mama yang mungil, mama makin kesurupan…dan juga merasakan kenikmatan yang tiada tarnya…mata mama mulai terpejam… sambil berdengus ach–ach… mama tidak tahan lagi, minta diturunkan untuk mengakhiri permainan ini…” sayang… turunkan mama..tancapkan Yuniormu sayang lebih dalam..”, kubaringkan tubuh mama, kuperberat tekanan Yuniorku masuk ke vagina mama, mama menjepit makin kencang..vagina mama makin berdenyut2… dan akhirnya pelukan kami berdua makin kencang, mama seakan akan menggantung ditubuhku lekat dan sangat erat …cret–cret… dan rintihan kenikmatan mama bercampur aduk dangan geramanku… semuanya berakhir membawa kami berdua ke langit ketujuh…
Setelah ledakan kenikmatan birahi bersanggamah dengan mama yang menghamburkan air mani kami berdua tercecer kemana-mana membuat kami berpelukan lemas dan penuh kebahagian… dan akhirnya jam didinding hotel telah menunjukan pukul 03 pagi. yang akhirnya kami berdua tertidur kelelahan dalam keadaan telanjang bulat berpelukan bagai bayi yang baru lahir…
Keesokan harinya Mama dan Yuniorku keduluan terjaga… , Mama sambil memelukku ,menjepit hidungku sehingga saya sulit bernafas dan akhirnya saya juga terbangun…, Selamat Pagi Anak Nakal…sambut Mama sambil tersenyum manis…, tidak kusiasiakan Kesempatan ini , kutarik tubuh Mama persis menindih tubuhku, Kuraih wajah Mama dan kulemut bibirnya yang tipis…, Mama pun bereaksi menyambut ..malah dalam posisi tubuhnya menindih tubuhku… berusaha memasukan Yuniorku ke Vaginanya…
Nampaknya Napsu Birahi Mama makin menjadi jadi setelah bersanggama , tidur istirahat semalam .. kusambut kebinalan Mama dan tiba –tiba Mama menghentikan gerakannya sambil berkata.. Ar, Kamu belajar dari mana kurang ajar setubuhi Mama . sebelum saya menjawab , Mama mengencangkan otot Vaginanya..membuat yuniorku makin kelelap..“Kan Mama yang ajarin…” jawabku singkat sambil membalikan tubuh Mama menjadi tertelungkup.., kuangkat pinggul Mama sedikit meninggi dan kuarahkan yuniorku ke Vagina Mama dari belakang.. Kembali terdengar geraman Mama.. “Jangan gini Ar..oww!!, tetapi goyangan Mama justru mendukung dan menyambut .. Kugocok Vagina Mama dari belakang…agar tidak terlepas kedua tanganku menggenggam pinggulnya..Mama makin menggelapar.., dan kocokanku makin kencang …, tubuh Mama terangkat menyebabkan buah dadanya bergelantungan bergoyang seirama tumbukan Yuniorku ke Vaginanya, tiba-tiba mama meraih kedua tanganku dan membawa ke gundukan buah dadanya…dan Mama mengeram histeris tetapi suaranya teredam karena Wajah mama dibenamkan dikasur..Dalam beberapa saat kemudian , kami berdua mengambil posisi duduk berhadapan..tepanya Mama duduk diatas selangkanganku..dengan Vaginanya masih tetap menjepit yuniorku…, Mama menaik-turunkan bokongnya sambil mendengus dan saya menjilat leher Mama sambil meremas kedua buah dadanya…. Dan akhirnya kami mengalami orgasme dalam posisi duduk ..
Kami duduk terdiam , berpelukan , saling menatap , mama tersenyum manis… , sambil kukecup bibir mama , kubaringkan tubuh Mama perlahan-lahan… dengan tidak melepas yuniorku didalam vagina Mama dan pelukanku… “ Mama..!!, ada satu permintaan Anakmu yang Nakal ini”, “apa sayang !!” sela mama, “ Aku sayang Mama dan aku sangat mencintai Mama, …Maukah Mama menjadi isteriku selama-lamanya??” Gila Kamu Ar.. Mana Ada Anak memperisteri Ibu Kandungnya” jawab Mama sambil tersenyum “, “tetapi kamu boleh setubuhi Mama kapan kamu mau, asalkan Ayahmu tidak tau” sambungnya..
Selama hampir sejam, kami berdua masih berbaring dan bercinta dengan keadaan telanjang bulat, saya berbaring terlentang sambil membelai rambut Mama yang acak2akan, Mama berbaring tertelungkup dengan kepala bersandar didadaku, wajahnya menengadah keatas sangat dekat dengan wajahku, sehingga nafas kami berdua saling menyatu, tangan kiriku membelai tubuh Mama yang mungil, sampai kepinggang , terkadang kuelus buluh pubis Mama yang halus dan pahanya yang sangat Mulus, Mamapun tidak henti2nya mengelus yuniorku, seakan akan tidak rela apabila benda yang bulat panjang ini yang telah membuatnya menjadi setan histeris akan mengkerut. Cerita kami kami berdua dipenuhi dengan kata-kata cinta birahi dan model atau gaya bersetubuh, dan akhirnya Mama meminta ”Gendong Mama ke Kamar Mandi Sayang”
Dikamar Mandi , tubuh kami berdua saling melekat terus …, Mama tidak pernah melepaskan ciumannya, sewaktu Mandipun kami bersetubuh berdiri, suatu kenikmatan tersendiri yang mama belum pernah merasakannya yaitu Badan kami lumuri sabun cair sehingga sangat licin, Mama mencapai orgasme sewaktu saya menggendong dan menyetubuhinya sambil berdiri..tawa cekikan dan teriakan kenikmatan serta kebahagian birahi mama mengaung dikamar mandi. Dibak Mandi yang sempitpun Kami Mandi berdua melanjutkan babak berikut..dan akhirnya Mama pun orgasme kedua kalinya di Bak Mandi. Didalam air yang dipenuhi busa sabun dan birahi.
Sangking Gilanya Kami berdua, Kami keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan, berciuman, kemudian aku duduk disopa, mama aku dudukan diatas selangkangku…, Yuniorku yang tak kunjung mengalah tetap berkubang di Vagina Mama.. sampai akhirnya Jam 11 lewat 30 menit..kami bersiap-siap check out dari hotel.
Sewaktu kami hendak mengambil kunci Mobil diresepsionis, Kami disapa “Selamat Siang , terima kasih atas kunjungannya dan semoga Bapak dan Ibu menikmati Kebahagian di Hotel Kami”, Mama hanya tersenyum dan berjalan menggantung di Bahuku menuju ke Mobil Kami yang telah disiapkan.
 
SEKIAN (Sumber : Google Search) 

Antara Gairah Nafsu & Kasih Sayang Ibu

Kehidupan malam baru saja berangkat menanjak gulita. Suasana desa Baturan terasa lenggang. Angin berembus menyelusup celah-celah rumah Ibu Norma yang hanya ditemani anak lelaki semata wayangnya. Pikirannya gelisah menanti pagi. Pagi yang kelam sekelam mimpinya kemarin malam. Suami yang sangat dicintainya, yang telah menghidupinya dengan segala kemewahan dunia dan kemanjaan birahi, terkena skandal “Desa Gate”.

Kasus korupsi penyalahgunaan subsidi kesejahteraan masyarakat desa. Sebagai kepala desa, suami ibu Norma bertanggung jawab atas lancarnya dana tersebut di terima masyarakat prasejahtera. Rupanya nasib menentukan lain. Masyarakat sekarang mulai kritis dan penegakkan hukum sangat diperhatikan aparat pemerintah. Masyarakat sangat antipati melihat kebobrokan aparat desanya. Maka dijebloskanlah suami ibu Norma ke penjara. Segala perbuatannya selama sekian tahun diam-diam diintip oleh aparat pemerintah yang bernaung dalam badan yang bernama PKKN “Pemberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme”. Bukti-bukti yang telah dikumpulkan, meja pengadilan telah siap membeberkan dalil-dalil pembenaran atas kasus suami ibu Norma. Bila terbukti hukumnya MATI.



Dengan berdandan seadanya dan pikiran yang masih gundah. Ibu Norma melangkah masuk menemui suaminya. Penjagaan sangat ketat. Empat orang polisi mendampingi percakapan ibu Norma dan suaminya. Ibu Norma menjauh memandangi jendela yang terkurung besi kokoh. Saat suaminya berusaha membuka percakapan dengan anaknya.
“Bapak kapan pulang?” dengan tatapan lugu anaknya bertanya pada bapaknya. Deg jantungnya serasa disetrum berpuluh-puluh watt listrik tegangan tinggi. Jantungnya serasa hangus dan jiwanya serasa terbang mendengar pertanyaan anaknya. Tidak tahukah anaknya, besok bapaknya akan dihukum mati. Vonis sudah keluar, segala banding sudah tidak berguna. Masyarakat dan pemerintah begitu bersatu menentang segala bentuk ketidaksenonohan oknum pemerintah.

Ibu Norma segera merangkul anaknya seraya melangkah keluar. Besok pukul 12.00 siang eksekusi mati atas diri suami ibu Norma akan dijalankan. Permintaan terakhir suaminya, meminta persetubuhan dengan istrinya. Didalam ruang yang tertutup dengan lampu yang temaram, ibu Norma dan suaminya bugil saling menatap tubuh satu persatu. Dirabanya dada suaminya yang bidang. Suaminya memagut bibir ibu Norma dan meremas buah dadanya yang masih kencang. Dihisapnya puting susu ibu Norma.
“Ahh..” desahan napas ibu Norma memantul setiap dinding ruang 3×4 tersebut. Desiran darah dan birahinya memuncak, menghilangkan kekalutan pikirannya. Puting susu ibu Norma mengeras pertanda birahinya memuncak. Kemaluan suaminya menegang siap memasuki vagina ibu Norma yang telah sekian lama tidak tersentuh senjata tumpul. Dalam kondisi masih berdiri, BLESS.. sedikit kesat kemaluan suaminya menerobos dinding vaginanya.
“Ahh.. trus pak..ahh..masukkan yang dalam..ahh..” dengan suara sedikit serak mengandung birahi, ibu Norma sangat menikmati vaginanya diterjang dan dimaju mundurkan oleh suaminya.

Dinding-dinding vaginanya mencengkeram batang kemaluan suaminya. BLEP..BLEPP..SRETT..SRETT.. bunyi kemaluan dan vagina yang sangat klasik. Dinding-dinding vaginanya sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan pertanda kepuasan duniawai telah direngkuh. Matanya memejam merasakan sensasi yang luar biasa. Otot-otot vagina mulai mengendur dan cairannya membahasi lubang vaginanya. Suaminya semakin cepat memainkan kemaluannya. Maju mundur maju mundur, pantatnya bergoyang.
“Ahh..aku mau keluar.. bu..” semakin keras goyangan badan suaminya. Desiran nafsu birahi ibu Norma kembali memuncak. Otot-otot vagina ibu Norma mulai berkedut-kedut mencekram lebih kuat kemaluan suaminya.
“Ahh..keluar pak..keluar sama-sama.. ahh..” Crot-crort..crroott.. semburan sperma suaminya bercampur dengan cairan ibu Norma, Banjir! Lubang vaginanya basah oleh cairannya dan sperma suaminya. Satu dua menetes sperma suaminya keluar dari celah-celah lubang vaginanya. Dirangkulnya suaminya, seraya menangis.

Enam bulan telah berlalu. Kematian suaminya masih menyisakan kesedihan yang mendalam. Rumah yang jauh dari keramaian serta hanya ditemani oleh anak semata wayangnya, benar-benar membuat stress pikiran ibu Norma. Pikirannya kembali menerawang saat ibu dan anak tersebut menonton TV. Ibu Norma membayangkan saat-saat percintaannya dengan suaminya. Begitu romantis dan indahnya hidup saat itu. Air matanya tak kuasa menerobos celah-celah kelopak matanya.
“Ibu, jangan menangis ya..” dengan lugu, seorang anak berumur delapan tahun menghapus airmatanya.
“Tidak, nak.. Ibu hanya kangen dengan bapakmu” matanya sembab memandang anaknya. Diusapnya rambut anaknya dengan kasih sayang. Diciumnya rambut anaknya, pipi dan bibir anaknya. Anak kecil yang lugu itu membalas ciuman ibunya dengan kasih sayang. Ibu Norma seperti menemukan gairah hidup, semangat membara.

Desiran darahnya perlahan-lahan berusaha naik, menguasai saraf-saraf birahinya. Ibu Norma benar-benar terlena dengan keadaan itu. Dilumatnya bibir anaknya dengan sedikit nakal. Seolah-olah roh suaminya masuk kedalam raga anaknya. Anak kecil berumur empat tahun, pandai memberikan rangsangan birahi kepada ibunya. Diremasnya susu ibu yang masih terbalut pakaian. Satu persatu dibukanya kancing pakaian ibunya. Ibu Norma membiarkan kenakalan tangan anaknya. Pikirannya berkecamuk antara dua sisi black and white.

Antara birahi dan sayang bedanya sangat tipis. Saat sekujur tubuh telah dirasuki saraf-saraf nakal birahi, saat itulah nafsu akan muncul. Lumatan bibir kedua pasang manusia yang dibatasi oleh status hidup, Ibu dan Anak makin menjadi-jadi. Ibu Norma begitu agresif melumat bibir anaknya. Dengan pakaian yang telah terbuka dan susu yang menggantung, ibu Norma membuat kemaluan anaknya menjadi keras. Perlahan-lahan dibukanya celana pendek anaknya. Kemaluan kecil tersebut tidak malu-malu lagi mendongak ke atas. Sepertinya kemaluan kecil tersebut masih bingung menunggu intruksi dari ibunya. Dengan lembut tangan ibu Norma meremas kemaluan kecil anaknya.

Berkali-kali diusapnya ujung kemaluan anaknya. Terlihat mata si kecil merem melek merasakan sensasi yang sangat luar biasa dan pertama baginya. Dengan tanpa disangka-sangka, ibu Norma melepaskan pagutan-pagutan dibibir anaknya. Bibirnya kemudian mencium kemaluan anaknya. Dari ujung kemaluan kecil tersebut hingga kedua pentol anaknya dilumatnya tanpa sisa. Dikulumnya kemaluan yang belum dikhitan tersebut, dihisapnya dengan perlahan-lahan, maju-mundur kepala ibu Norma memasukkan kemaluan anaknya hingga memenuhi rongga-rongga mulutnya.

Birahi ibu Norma meledek-ledak membakar setiap sendi-sendi tubuhnya. Menjalar dari atas menyelusupi setiap tubuhnya hingga memuncak, membuatnya kehilangan daya pikir. Dilepasnya seluruh pakaiannya hingga tubuhnya polos tanpa ditutupi sehelai benang pun. Kedua susunya menggantung bebas menantang seakan ingin memamerkan kepada anaknya. Jamah diri ibumu sayang, reguk setiap tubuhku, nikmati nikmati kenikmatan duniawi ini bersama ibu. Seakan mengerti atau naluri purbanya menuntun, sikecil segera menghisap puting ibunya. Srep srep bunyi hisapan mulut anaknya menghisap susu ibunya. Hisapan yang mirip saat sikecil menyusui mencari air susu ibunya. Namun kali ini sudah tidak mengeluarkan air susu lagi.

Hisapan tersebut membuat sekujur tubuh ibu Norma meregang menahan geli. Begitu tidak tahan birahinya. Dengan perlahan ibu Norma merebahkan badannya di sofa merah tersebut. Kedua pahanya terbuka menantang, mempertontonkan lebatnya bulu-bulu kemaluannya. Berkedut-kedut vagina ibu Norma pertanda birahinya begitu memuncak. Dituntunnya kemaluan anaknya memasuki lubang vaginanya. B l e s.. tiada kata-kata yang dapat diucapkan, hanya erangan napas birahi ibu Norma dan bunyi paha keduanya beradu menimbulkan bunyi persetubuhan yang khas. Mata anaknya sedikit terpejam merasakan sensasi pertama baginya. Otot-otot kemaluannya sedikit memerah, menampakkan goresan.

“Ah ah ah” dari mulut anak kecilnya terdengar sembari menggoyangkan badannya. Maju dan mundur seperti saat si kecil melihat persetubuhan bapak dan ibunya sebelum sang bapak dieksekusi.
“Trus trus sayang.. ah.. ohh..” Ibu Norma melenguh memejam matanya. Rupanya kenikmatannya telah sampai. Pikirnya, walaupun kemaluan anaknya tidak begitu besar khas kemaluan anak-anak, rupanya bisa juga membuat dirinya terlena. Cengkeraman dinding vaginanya tidak begitu erat mencekram kemaluan anaknya. Dengan bebasnya kemaluan anaknya maju dan mundur mengikuti irama persetubuhan kedua orang manusia. Bles..bless..bless..
“Ibu.. aku mau piipiiss..” Sambil menarik badannya, sehingga crroott.. croott.. keluar sperma dari ujung kemaluan anaknya.

Rongga vagina sang ibu terciprat oleh sperma anaknya. Anaknya hanya mematung memandang kemaluannya yang masih tersisa ceceran sperma. Sedikit demi sedikit ceceran spermanya jatuh pada paha ibu Norma. Ibu Norma hanya tersenyum melihat sikap anaknya yang terkesan bingung. Mungkin dia berpikir akan keluar air kencing, sehingga menarik kemaluannya. Padahal kalau di keluarkan didalam sensasinya akan lain. Dasar anak-anak, pikir ibu Norma.
Sampai di lain waktu sang ibu jadi terbiasa dengan kehidupan bercinta dengan sang anak. Meskipun sang anak sendiri akhirnya menikah, namun sang anak yang memang begitu menyayangi ibu Norma tetap memberikan jatahnya.
 
SEKIAN (Sumber : Google Search)